1980-1981; Kelas Mantra
Menulis. Menulis.
Ah, bohong. Sedari tadi, tangan itu sama sekali tidak menulis. Tangan kanan Zavala memang bergerak-gerak, dan mencoreti perkamen bersih itu. Tapi yang dilakukannya bukanlah menulis. Dia menggambar. Sepasang manik hazelnya menatap lurus ke arah perkamen yang dia nistai itu. Ada gambar thestral, werewolf dan hag. Tangan rampingnya segera meraih perkamen bergambar itu, melipatnya dan menyelipkannya ke dalam tas postmannya.
Dengan segera, Ia menarik perkamen baru, yang sudah membusuk dan menunggu minta diisi sejak awal tahun ajaran, mencoba menulis. Yah, benar-benar menulis, bukan sekedar menggambar iseng-iseng begitu. Namun, otaknya masih saja blank. Blank total. Apa sih telah mereka pelajari setahunan pelajaran itu? Kok Zavala lupa semuanya, ya? Masa setelah berpikir berdekade-dekade, yang ada di perkamen Zavala hanya nama dan asramanya saja? Oke, berpikir. Ilmu hitam itu...
- Quote:
Zavala C. Artois
Ravenclaw
Ilmu Hitam, dan cabang-cabang sepermainannya.
Definisi singkat:
Ilmu hitam itu... Salah satu cabang sihir, lawannya sihir putih. Katanya sih, ilmu hitam itu "banyak jenisnya, bervariasi, selalu berubah-rubah, abadi, tak dapat dikontrol, berpindah-pindah, dan tidak dapat dimusnahkan". Kebenarannya? Ah, saya tidak tahu. 8 dari 10 orang di dunia menyebutkan bahwa ilmu hitam itu berbahaya, tapi tentu saja, ada untung dan ruginya juga, kan? Oh just wrap it.
Menggunakan Sihir Hitam adalah illegal. Oleh karena itu, para penyihir pun anti kepada sihir hitam. Maka dari itu, sekolah ini mengadakan pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam.
... Zavala malah meracau tidak jelas dalam catata anehnya itu. Mata hazelnya memandang aneh pada bagian "8 dari 10 orang...". Sejak kapan Zavala melakukan voting terhadap penyihir-penyihir, heh?
Biar saja, lanjutkan.
- Quote:
A. Sihir hitam
Dari namanya juga pasti sudah tahu, sihir atau mantra hitam itu ya sihir yang efeknya hitam-hitam(apasih)dan tidak menyenangkan. Mantra-mantra seperti ini biasanya merusak secara fisik maupun psikis, dan tentu saja ilegal. Untuk lebih jelas, mari kita lihat contohnya saja.
1. Avada Kedavra:Siapa sih yang tidak tahu efeknya? Ituloh, yang dipakai Kau-Tahu-Siapa untuk membantai semua orang.Err... Kutukan tak termaafkan yang bisa membunuh orang tanpa adanya tanda bekas pembunuhan.
2. Crucio (Kutukan Cruciatus):Kroninya mantra diatas. Sama-sama kutukan tak termaafkan.Kutukan yang memberi rasa sakit yang amat sangat pada objek mantra.Eh, kalau begitu keseleo itu hasil crucio ya?
3. Imperio (Kutukan Imperius): Temannya dua mantra diatas. Kutukan tak termaafkan yang membuat pengguna mantra mendapat kendali penuh akan objek mantra.
4. Inferius: Mantra yang tidak jelas cara memakainya. Pokoknya katanya untuk membangkitkan orang mati, dimana nanti si orang mati akan ada dibawah kuasa penggunan mantra.Sepertinya digunakan untuk membangkitkan zombie di Resident Evil.
B. Benda sihir
1. Horcrux
2. Tangan Kemuliaan
3. Buku-buku terlarang (Misalnya buku-buku yang berada di seksi terlarang Perpustakaan Hogwarts)
4. Gulungan kulit ular
C. Makhluk Gaib Hitam
1. Banshee : Itu loh, setan tante-tante yang hobinya menjerit-jerit kalau ada yang mau meninggal.
2. Thestral : Makhluk hitam tidak jelas yang hanya bisa kau lihat setelah kau melihat langsung sesuatu yang disebut kematian.
3. Dementor :Tidak tahu apa itu Dementor? Kau baca koran ngga sih?Makhluk seperti jubah-jubahan yang bisa terbang dan menghisap jiwa manusia.4. Dan teman-teman sepermainan mereka yang lain.
D. Ramuan Hitam
1. Amortentia
2. Polijus
Sekali lagi, tangan kanan Zavala berhenti, memandang catatannya itu. Oke, catatan itu sangat aneh dan penuh racauan. Tangannya sudah pegal menulis dan otaknya sudah pegal meracau, jadi Zavala memutuskan untuk berhenti menulis saja. Lagipula, itu saudah cukup panjang. Tidak ada ketentuan untuk menulis 150 kata atau lebih seperti kelas Herbologi, toh?
Dan catatan itu berantakan.
Peduli amat, lah. Lebih baik daripada tidak membuat sama sekali, kan? Case closed.
Zavala merebahkan kepalanya dengan malas, menjulurkan tangannya kedepan, menggerak-gerakkan kakinya di bawah meja. Bosan. Mata hazelnya menangkap sosok seseorang yang dulu menyapanya di kelas transfigurasi. Namanya... Dodo?
"Hei, Dodo. How's life?" Zavala, nyengir ke arah bocah pirang beremblem singa itu.
Labels: 1980-1981, artois, essay, kelas mantera

