1981; Never is Better.
Benar, istirahat sejenak tidak akan membunuh.
Perlahan, tapi pasti, sepasang mata ber-iris hazel milik Zavala mulai menjernih, dan pandangannya menjadi cukup jelas sekarang. Langit kembali menjadi biru, dan rumput ternyata putih, karena ditutupi tumpukan putih yang halus dan dingin, yang dulu juga menutupi tubuh Bas, Zavala, dan Vien. Nate sedang sakit saat itu, sehingga tidak diijinkan bermain bersama kakak-kakaknya waktu itu.
I feel fine and I feel good
I feel like I never should
Whenever I get this way, I just don't know what to say
I feel like I never should
Whenever I get this way, I just don't know what to say
Sepasang manik hazel itu masih memandang kosong sosok bermanik hitam bening di hadapannya itu. Otak pemiliknya berusaha mengumpulkan nyawa yang sedari tadi berterbangan keluar dari tubuhnya dan berlenggang kakung seenak jidat kemana mereka mau. Bibir pemuda berambut hazel yang acak-acakan itu masih terkatup, tidak tahu apa yang mau diungkapkan.
Dan nona di hadapannya itu seakan dapat membaca isi kepala Zavala. Dia menawarkan untuk kembali ke asrama. Ah, sesuatu yang sedari tadi ingin dilakukannya namun, apa daya, tubuhnya sama sekali tidak bertenaga jika harus naik berlantai-lantai menuju menara yang astaganaga tingginya itu.
Dan Zavala terbangun dari mimpi indahnya.
Dengan sedikit memaksa, dia mengangkat tubuhnya, bertumpu pada kedua tangannya, berusaha menyenderkan tubuhnya di pegangan tangga itu lagi. Ah, rupanya Tuhan memang sayang cucu Adam yang satu ini. Nyawa-nyawa seenak udelnya sudah kembali ke dalam tubuhnya, menyadarkan apa yang harus dilakukannya, dan mengingatkan apa yang telah dilakukannya.
Hell, Zavala telah manja sepagian itu.
Lagi-lagi, Zavala menutup matanya sejenak, menghela nafas panjang.
Dan kejaiban berikutnya. Nona itu menawarkan bantuan. Hanya basa-basi karena ingin cepat keluar dari masalah ini, ataukah tulus? Ah, kau memang naif, Zavala. Sangat naif. Terpengaruh otakmu yang moodnya naik-turun dan tidak kulonuwun, hm? Sekarang pertanyaannya ada padamu.
Menerima bantuannya, atau tidak?
Dan Zavala bangkit dari duduknya, meraih tangan gadis itu.
"Jika aku jatuh, maukah kau membantuku?" tanyanya, menatap lurus pada manik hitam bening gadis itu. Tatapannya sedikit memancarkan tidak suka, mungkin karena tangannya digenggam oleh Zavala. "Maaf, dan terima kasih." ulangnya, nyengir timpang, masih bingung, diantara ingin tersenyum namun merasa sedikit bersalah.
Dan... Zavala menaik pelan gadis itu, membimbing, ah, mungkin malah dibimbing, nona itu untuk kembali ke asrama. Lelah yang merantai tubuhnya serasa lepas begitu saja, digantikan oleh kehangatan yang dia rasakan, dari dua tangan yang bertautan itu.
Semoga permusuhan kecil itu cepat selesai.
Zavala mengerling singkat ke arah nona itu, tersenyum kecil dalam hati melihat ekspresi gadis itu, yang bercampur antara khawatir, datar dan sedikit jengah.
Did you regret? Ever standing by my side
Did you regret? Ever holding my hand
Did you regret? Ever holding my hand
Labels: 1981, artois, IH, kimiko, never is better

