1982; Moonie
Nah, kan. Zavala benar-benar jadi antagonis disini.
Kedua bola mata sewarna tanahnya berputar pelan melihat sesosok makhluk-berbadan-manusia-berkepala-beruang—yang baru disadari Zavala hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki—dan... Kakinya masih menempel pada ubin batu, jadi kesimpulannya dia manusia—ahahaha, yeah, manusia. Lambat namun pasti, tubuh manusia—iya, manusia, beneran, perempuan pula—itu merosot jatuh, terkapar menggelepar.
—terisak lagi. Woy, Zavala kan cuma bertanya. Kenapa jadi terkesan seperti mem0bully begitu?
"...Ma-manusia...,"
Yoha, satu kata yang menegaskan gadis itu adalah manusia—jujur, tadi Zavala sempat mengira itu setan yang sedang menyamar jadi manusia—ampun dijeh.
Zavala berjongkok, menatap sebentar manik yang menjadi kepemilikan gadis serba hitam itu sejak lahir, warnanya ternyata benar-benar kontras—biru dan hijau. Langit dan rumput. Mengingatkan Zavala pada seseorang ya—ah, sudahlah. Tangan kurus Zavala terangkat, menepuk pelan kepala juniornya itu—rambutnya halus, hitam panjang seperti... Beludru? Dan saat itu sebuah gumaman maaf dan sebuah alasan klise mengalun lembut dengan suara sopran melankolis.
"...tidak apa-apa," Zavala tersenyum kecil pada nona-serba-hitam itu. "Ngomong-ngomong, ini punyamu?" lanjutnya, tangan kurusnya meraih sebatang kayu—tongkat sihir—lalu meletakkannya di pangkuan gadis itu.
"Ih waw, sedang apa kalian, eh?"
Tersentak, Zavala menarik tangan kurusnya, lalu berdiri, berbalik memandang sosok pemilik suara—yang cempreng-cempreng sok tahu—lalu beralih ke seragamnya.
Hm...? Anak Hufflepuff? Malam-malam begini, ada saja anak musang yang lepas dari kandangnya?
Ah ya, malam terakhir di sekolah, hm? Sesaat, Zavala pikir itu adalah hari pertamanya—sesudah Pesta Awal Tahun Ajaran—di sekolah itu. Ternyata sang Chronos melepaskan waktu begitu cepat, eh? Tanpa bocah Italia itu sadari, setahun sudah nyaris berlalu sejak mati surinya. Cuih, hidup begitu cepat, besok dia harus pulang, kembali ke rumah pertamanya dan meninggalkan kastil yang sudah Ia cap sebagai rumah keduanya. Aaah, hidup. Zavala menghela nafas.
—back to topic. Tadi bocah musang itu tanya apa?
"...tidak sedang apa-apa, nona." Zavala nyengir, menatap bocah yang sedikit lebih pendek darinya itu.
Labels: 1982, IH, ylva, zavala

