1983; Echo Again
Oh—ngomong-ngomong.
Ada satu hal yang baru disadari oleh Zavala. Rupanya pertanyaan retoris yang terlantun lemah dari bibir senior dihadapannya itu sungguhan. Disela-sela rasa menyesalnya tadi, sempat terdengar lantunan bernada bertanya—yang artinya cukup-cukup mirip dengan pertanyaan pertama; membuat si bocah Italia cukup kaget mendengarnya. Seorang Gloria Qualfrey yang pelit berbicara menanyakan hal yang mirip pada dia yang bukan siapa-siapa; menunjukkan keramahan yang sepertinya jarang diungkapkannya. Gabungan kata-kata How's ditambah your ditambah life lalu diberikan aksen '?' tampak seperti ilusi barusan.
Ehm, hanya sedikit sok tahu.
"Kau salah makan? Lain kali periksa dulu kalau-kalau brokolinya ternyata sedikit berbau—"
Dan si bujang tanggung tergelak.
Setelah kenal dan secara tak sengaja bertemu secara kebetulan dengan cara tidak enak nyaris setiap tahun, bocah Italia itu barus tahu si prefek baru yang beberapa waktu silam ikut berenang di danau dengan bahagia itu bisa berbicara sepanjang itu dengan nada agak khawatir. Halusinasi? Atau yang duduk tak jauh darinya itu bukan senior Gloria Qualfrey yang selama ini dikenalnya? —diculik alien kah dia? Tak ada yang tahu. Butiran chestnut yang bersorot ngantuk secara tak sengaja bergulir ketika tergelak, secara tak sengaja juga menyadari keberadaan kaki yang berdiri gugup di dekatnnya. Menengadah pelan-pelan, sesosok junior masih terdiam disitu, menunggu jalannya dibukankan. Zavala sama sekali lupa disebelahnya ada seorang gadis yang sedang menangis sesenggukan dengan gaya anak kecil akan kehilangan neneknya.
Dan ngomong-ngomong lagi, coklatnya ditolak. Gila, Zavala baru tahu ada yang menolak coklat.
Cuih, lupakan maag jelek yang mengganggu lambungnya; dihadapannya ada masalah yang sedikit lebih berat dibanding terus-menerus memikirkan penyakit kambuhan karena kurang makan itu—lagipula ada coklat. Meringis goblok; si bujang tanggung tadi tertawa ketika si junior dengan muka kusut rambut kusut dan ekspresi kusut sedang menangis bombay, tingkah laku jelek yang tidak pernah bisa copot dari susunan milyaran sel otak si bocah penyandang nama Casanova itu. Tatapannya beralih dari junior bombay itu kembali ke prefek baru ketika lantunan yang berarti 'dia ingin coklat' berbunyi dari mulut si senior.
“Perih.”
Lirihan kecil tertangkap gendang telinga Zavala ketika si gadis lewat—terlalu lirih; namun terdengar. Menghela nafas bersamaan dengan butiran chesnut yang berputar sinis, bujang tanggung itu menarik tangan si senior dan meletakkan sisa coklat—yang jelas masih banyak—yang dimakannya ketika menonton dua anak manusia berkromosom XX itu berdiam-diaman lalu yang lebih kecil kalah dan kabur—ngomong-ngomong sepertinya Zavala salah juga karena tertawa.
Meninggalkan rasa bersalah dan membuat keinginan untuk menebusnya.
"Semuanya untukmu. Hidup berjalan normal, ngomong-ngomong."
Setelah menyerahkan coklatnya, Zavala berdiri, melangkahkan kaki-kaki jangkungnya menaiki tangga, mengejar langkah-langkah kecil yang sudah berlari menjauh, mengejar pemilik suara yang tadi melantunkan kata perih. Pandangan si bujang tanggung tertumbuk pada surai kecoklatan tak jauh di depannya, segera berlari mengejarnya; meraih tangan si gadis.
Disini begonya seorang Zavala Casanova Artois, kan?
"Kenapa menangis?"
Pertanyaan bodoh. Sok perhatian. Tukang ikut campur. Silahkan maki Zavala. Sudah biasa.
Labels: 1983, arcfond, artois, echo again, koridor dan tangga, qualfrey

